Jumat, 12 Maret 2010

Tips Penggunaaan Obat

By Wanto

Faktor-faktor yang mempengaruhi dosis obat :
·         Umur
Anak-anak yang baru lahir khususnya lahir prematur, secara tidak normal peka terhadap obat-obat tertentu karena status fungsi hati dan ginjal yang belum sempurna, sehingga secara normal obat-obat tidak diaktifkan dan dihilangkan dari dalam tubuh. Penurunan fungsi ginjal dan hati pada orang yag lebih dewasa mungkin memperlambat hilangnya obat dari tubuh bahkan meningkatkan akumulasi dari obat dalam tubuh dan menimbulkan keracunan. Respons manula terhadap obat-obatan mungkin berbeda daripada pasien yang lebih muda karena perubahan dalam kepekaan reseptor obat, atau karena perubahan akibat umur pada jaringan target atau organ.

·         Berat badan
      Dosis lazim obat secara umum dianggap cocok untuk orang dengan berat badan 70 kg (150pound). Rasio antara jumlah obat yang digunakan dan ukuran tubuh mempengaruhi konsentrasi obat pada tempat kerjanya. Untuk itu dosis obat mungkin memerlukan penyesuaian dari dosis biasa untuk orang dewasa ke dosis yang tidak lazim, pasien kurus atau gemuk, penentuan dosis obat untuk pasien yang lebih muda, berdasarkan berat badan lebih dapat diandalkan daripada yang mendasarkan kepada umur sepenuhnya.

·         Luas permukaan tubuh
Suatu formula untuk menentukan dosis anak kecil berdasarkan pada luas permukaan tubuh yang relatif dan dosis orang dewasa merupakan perbandingan luas permukaan tubuh anak kecil dengan luas permukaan tubuh orang dewasa dikalikan dosis lazim orag dewasa.

·         Jenis kelamin
Wanita dipandang lebih mudah terkena efek obat-obatan tertentu daripada laki-laki, dan dalam beberapa hal perbedaan ini dianggap cukup memerlukan pengurangan dosis. Selama kehamilan perlu hati-hati dalam penggunaan obat-obatan yang mungkin mempengaruhi uterus atau janin (fetus). Janin nampaknya lebih peka terhadap efek obat-obatan daripada ibunya. Juga ketagihan obat narkotik terhadap anak yang baru lahir akibat pemakaian obat itu oleh ibu selama mengandung atau pada saat menyusui.

·         Status patologi
Efek obat-obatan tertentu dapat dimodifikasi oleh kondisi patologi pasien dan harus dipertimbangkan dalam penentuan obat yang akan digunakan dan juga dosisnya yang tepat. Pengujian fungsi hati boleh dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan kerusakan hati. Obat-obat yang memiliki potensi berbahaya tinggi pada situasi terapeutik tertentu hanya boleh dipakai jika kemungkinan manfaatnya melebihi kemungkinan resikonya terhadap pasien dan jika sudah tidak ada lainnya yang cocok dan kemungkinan keracunannya lebih rendah.

·         Toleransi
Kemampuan untuk memperpanjang pengaruh suatu obat, khususnya jika dibutuhkan untuk pemakaian bahan yang terus menerus. Efek toleransi obat adalah obat yang dosisnya harus ditambah untuk menjaga respons terapeutik tertentu.

·         Terapi dengan obat yang diberikan bersamaan
Efek-efek suatu obat dapat dimodifikasi dengan pemberian obat lainnya secara bersamaan atau sebelumnya. Efek dari interaksi obat mungkin diinginkan dan bermanfaat untuk pasien dan mungkin juga mengganggu.

·         Waktu pemakaian
Penyerapan mulai lebih tepat jika perut bagian atas saluran cerna kosong dari makanan dan sejumlah obat yang efektif jika dipakai sebelum makan, mungkin akan menjadi tidak efektif jika dipakai sambil atau sesudah makan. Disini obat-obat yang mengiritasi akan lebih diterima oleh pasien, jika makanan ada dalam perut, untuk mengencerkan konsentrasi obat.

·         Bentuk sediaan dan cara pemakaian
Dosis suatu obat berbeda-beda, tergantung pada bentuk sediaan yang digunakan dan cara pemakaian. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan dan luasnya absorpsi yang dihasilkan dari berbagai macam cara pemakaian obat.