Selasa, 12 April 2011

Diabetes Gestasional

By Wanto

Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes mellitus gestasional  (DMG) adalah suatu bentuk diabetes yang berkembang pada beberapa wanita selama kehamilan. Diabetes gestasional terjadi karena kelenjar pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk mengkontrol gula darah ( glukosa ) wanita hamil tersebut pada tingkat yang aman bagi dirinya maupun janin yang dikandungnya. Diabetes gestasional terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormon-hormon plasenta. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah yang menunjukkan wanita hamil tersebut mempunyai kadar gula yang tinggi dalam darahnya dimana ia tidak pernah menderita diabetes sebelum kehamilannya.
Tanda dan gejalanya antara lain:
§   Hasil dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya gula dalam urin
§   Rasa haus yang tidak seperti biasanya
§   Sering buang air kecil
§   Lelah
§   Mual
§   Sering mengalami infeksi kandung kemih, vagina, maupun kulit
§   Penglihatan kabur  

Pada DMG, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
Pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita DMG, dilakukan pemeriksaan darah tali pusat untuk mengukur kadar glukosa darah dan hematokrit bayi. Masalah yang mungkin timbul pada bayi adalah :
·         Gangguan metabolik seperti hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesemia, hiperbilirubinemia
·         Gangguan hematologik seperti polisitemia atau hiperviskositas darah
·         Gangguan pernafasan dan kelainan jantung bawaan.
Jika kadar gula darah tidak dapat dikontrol pada batas yang aman selama kehamilan, maka dapat terjadi komplikasi-komplikasi yang mempengaruhi si ibu dan janinnya, yaitu:
a. Si ibu mempunyai resiko tinggi untuk menderita hipertensi selama kehamilannya.
b. Janin mempunyai berat yang berlebihan, menyebabkan kesulitan untuk melahirkan bahu janin melalui jalan lahir selama persalinan ( distosia bahu ). Hal ini dapat menyebabkan jejas pada saraf di leher bayi atau jejas-jejas lainnya pada persalinan sulit ini. Bayi yang besar juga membutuhkan suatu tindakan pembedahan ( seksio sesarea ) sehingga terhindar dari jejas pada persalinan normal.
c. Setelah persalinan, bayi akan mengalami masa /episode hipoglikemia ( kadar gula darah lebih rendah dari normal ), kadar kalsium yang rendah, kadar bilirubin darah yang tinggi ( jaundice ) atau kesulitan bernapas.
Kebanyakan kasus, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah bayi dilahirkan. Wanita-wanita yang menderita diabetes gestasional mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes gestasional lagi pada kehamilan berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami perubahan dan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun .
Dengan perawatan dan pengobatan yang sesuai, wanita dengan diabetes gestasional dapat melahirkan bayi yang sehat dan diabetes akan sembuh setelah melahirkan. Setelah melahirkan, penderita diabetes gestasional harus memperhatikan beberapa hal yang mungkin merupakan tanda tetap menderita diabetes setelah melahirkan. Tanda-tanda tersebut adalah frekuensi buang air yang sering, rasa haus terus menerus, peningkatan kadar gula didalam darah dan urin.