By Wanto
SISTEM SARAF PUSAT
Pada manusia, sistem saraf khususnya otak mempunyai
kemampuan berfungsi yang jauh lebih berkembang dari pada sistem saraf mahluk
hidup lain. Dimana sistem saraf pusat memiliki beberapa fungsi yaitu : menerima
rangsang dari lingkungan atau ransang yang terjadi didalam tubuh, Mengubah
rangsang ini dalam perangsangan saraf, menghantar dan memrosesnya, serta
mengkoordinasikan dan mengatur fungsi tubuh melalui impuls-impuls yang
dibebaskan dari pusat keperifer.
§ Sistem saraf pusat (SSP), yang meliputi otak dan sumsum tulang
belakang
§ Sistem saraf perifer meliputi serabut-serabut hantar dari sistem
saraf pusat ke perifer ( serabut saraf eferen, menurun, sentrifugal, motorik)
dan dari perifer ke sistem saraf pusat ( serabut saraf aferen, menarik,
sentripetal, sensorik), termasuk serabut saraf yang terletak dibagian perifer.
Serabut saraf aferen yang berasal dari organ panca indera disebut serabut
sensorik, serabut- serabut eferen yang menuju kekelenjar disebut serabut
sekretorik.
§ Penggolongan lebih lanjut adalah pembagian atas:
-
siatem saraf otonom
(vegetative)
-
sistem saraf somatic (dibawah
kemauan)
unsur penyusun sistem saraf adalah neuron (sinonim:sel saraf).
Disamping suatu badan sel (soma, perikaryon) dengan inti sel, neuron kebanyakan
mempunyai banyak cabang sel. Cabang yang lebih panjang disebut neurit atau
serabut saraf selalu ada. Kebanyakan sel saraf
menunjukan cabang-cabang pendek yang banyak yaitu dendrite.
Efek perangsangan
pada sistem saraf pusat (SSP) baik oleh
obat yang berasal dari alam atau sintetik dapat diperhatikan pada hewan dan
manusia. Beberapa obat memperlihatkan efek perangsangan SSp yang nyata dalam
dosis yang toksik, sedangkan obat lain memperlihatkan efek perangsangan SSpP
sebagai efek samping.
PERANGSANGAN SISTEM SARAF PUSAT
Perangsangan SSP oleh obat pada umunya melalui dua mekanisme, yaitu:
-
mengadakan bokade sistem
penghambatan,
-
meninggikan perangsangan
sinaps.
Dalam sistem saraf pusat dikeal sistem penghantaran prasinaps.
Striknin merupakan prototip obat yang mengadakan blockade selektif terhadap sistem
penghambatan pascasinaps; sedangkan pikrotoksin mengadakan blockade terhadap sistem
penghambatan prasinaps.
Obat yang mempengaruhi
sistem saraf sangat banyak. Berdasarkan cara kerja dan sifatnya obat yang mempengaruhi
sistem saraf dapat dikelompokkkan menjadi
- Obat yang mempengaruhi sistem saraf
parasimpatik yang terdiri atas obat-obat kolinergik, antikolinergik dan
antikolinesterase
- Obat yang mempengaruhi sistem saraf simpatik
yang terdiri atas obat adrenergik dan antiadrenergik
- Obat anastetik dan analgesik
- obat antiansietas, sedatif dan hipnotik
- obat antiepilepsi
- obat psikotropik
pada ujung
akson, gelembung sinaps menyatu dengan membran pra-sinaps pada tempat pelepasan
yang khusus, mengeluarkan isinya ke dalam celah sinaps. Neurotransmiter kemudian melewati membran pasca
sinaps untuk berinteraksi dengan molekul-molekul reseptor. Hal ini menyebabkan
perubahan potensial membran dari neuron pasca sinaps sehingga terjadi
pemindahan impuls.
Beberapa neurotransmitter adalah asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, enkefalin,
endorphin, gamma aminobutyric acid (GABA) dsbnya. Neurotransmiter ini disintesa
dan dibungkus dalam vesikel-vesikel transpor di ujung akson/akson terminal,
tetapi beberapa neurotransmiter misalnya neurotransmitter golongan peptida
mungkin dihasilkan di badan sel saraf/soma. Neutransmiter yang diproduksi di
soma (diduga sangat sedikit) dibungkus dalam gelembung sinaps, kemudian
diangkut melalui mikrotubulus aksoplasma ke ujung akson.
Salah satu contoh
sintesis dan pelepasan neurotransmitter yang akan di bahas di bawah ini adalah
proses sintesis dan penglepasan neurotransmitter asetil kolin. Rangsang listrik saraf ini akan membuka kanal
ion kalsium yang diikuti dengan masuknya kalsium ke dalam
akson. Disamping itu pada saat yang bersamaan juga akan masuk kedalam akson ion
natrium lewat pompa aktif natrium. Masuknya ion natrium ini akan
membawa serta senyawaan kolin dan senyawaan asetat ke
dalam akson lewat pompa natrium.
Senyawaan asetat yang masuk lewat pompa natrium dan yang masuk ke akson
lewat transportasi aksonal anterograde tipe cepat akan diaktivasi (diubah
menjadi bentuk aktif) di dalam mitokondria menjadi asetil ko-ensim A
(Asetil KoA). Senyawaan kolin yang masuk lewat pompa natrium dan
yang sampai ke akson lewat transportasi aksonal tipe cepat akan diubah menjadi
asetilkolin dengan bantuan asetil ko-ensim A dan ensim kolin asetil
transferase.
Asetilkolin yang sudah disintesa kemudian akan masuk ke dalam vesikel
sinaps lewat proses endositosis. Neurotransmiter
akhirnya akan dibungkus oleh membran vesikel sinaps. Membran vesikel sinaps ini
dapat berasal dari membran vesikel sinaps yang dipakai ulang kembali setelah
melepaskan neurotransmitter melalui proses internalisasi atau membran vesikel
yang baru yang masuk ke ujung akson lewat transportasi aksonal anterograde tipe
cepat. Kedalam vesikel ini juga akan dimasukkan ATP sebagai sumber energi dan
zat-zat lain seperti proteoglikan.
Vesikel sinaps lalu bergerak ke membran terminal akson (bouton terminaux)
dan kemudian menyatu dengan membran tersebut. Proses pergerakan vesikel dan penyatuan vesikel
dengan membran terminal akson ini di fasilitasi oleh ion kalsium
yang masuk lewat kanal kalsium. Pada proses ini, protein synapsin
I diduga juga turut berperan.
Neurotransmiter akhirnya akan dilepaskan ke dalam celah sinaps lewat proses
eksositosis. Asetilkolin kemudian akan berikatan dengan reseptor
asetilkolin di membran postsinaps (umumnya di dendrit). Ikatan antara
asetilkolin dengan reseptornya akan menimbulkan terjadinya depolarisasi
(perubahan muatan listrik) dan akhirnya menimbulkan impuls listrik saraf yang
akan berjalan merambat menuju ke badan sel saraf.
Perangsangan impuls listrik di postsinaps ini kemudian akan terhenti setelah
ensim asetilkolin esterase memutuskan ikatan
asetilkolin dengan reseptornya. Asetilkolin akan dihidrolisa menjadi senyawaan
kolin dan asetat yang akan masuk kembali ke dalam akson lewat pompa natrium,
untuk digunakan kembali dalam sintesa neurotransmitter. Membran vesikel sinaps
juga akan dipergunakan kembali untuk membuat vesikel yang baru melalui proses
internalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar