By Wanto
Analgesik
Analgesik adalah golongan obat yang dapat
menghilangkan rasa nyeri seperti nyeri kepala, gigi, dan sendi. Obat golongan
analgesik umumnya juga mempunyai efek antipiretik, yakni mampu menurunkan suhu
tubuh, sehingga biasa disebut obat golongan analgesik-antiperitik, seperti
aspirin, parasetamol, dan antalgin.
Analgesik-antiperitik biasanya digunakan untuk
mengobati penyakit dengan gejala demam (suhu tubuh meningkat) dan nyeri,
seperti influenza dan salesma. Karena mempunyai efek samping yang ringan, obat
golongan analgesik-antiperitik dijual bebas di pasaran.
Obat golongan ini mampu menurunkan panas
(antiperitik) karena menormalkan pusat pengatur suhu yang terletak di batang
otak. Selain itu mampu melebarkan pembuluh darah kulit dan memperbanyak
keringat sehingga semakin banyak panas yang dibuang. Selain bekerja di susunan
syaraf pusat, analgesik-antiperitik dapat mencegah pembentukan prostaglandin,
yakni zat yang menimbulkan rasa nyeri dan panas.
Obat
analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan
suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara
kimia. Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat golongan ini
sering disebut juga sebagai obat mirip-aspirin (aspirin-like drugs).
Klasifikasi kimiawi AINS
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
a.
Asam karboksilat
-
Asam asetat
-
Derivat
asam salisilat, contohnya : Aspirin,
Benorilat dan Salsalat.
-
Derivat
asam propionate, contohnya : Fenbufen, Ibuprofen, dan Fenoprofen.
-
Derivat
asam mefenamat, contohnya : Asam
mefenamat dan Meklofenamat.
b.
Asam fenolat
-
Derivat pirazolon, contohnya :
Fenilbutazon, Azapropazon, dan Oksifenbutazon.
-
Derivat
Oksikam, contohnya : Piroksikam dan Tenoksikam.
Sebagian besar efek terapi dan
efek samping obat ini berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin
(PG).
Mekanisme Kerja
Penelitian
telah membuktikan bahwa PG akan dilepaskan bilamana sel mengalami kerusakan.
Walaupun in vitro obat AINS diketahui menghambat berbagai reaksi biokimiawi,
hubungan dengan efek analgesik, antipiretik dan anti-inflamasinya belum jelas.
Golongan
obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat
menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat siklo-oksigenase
dengan cara yang berbeda. Khusus parasetamol, hambatan biosintesis PG hanya
terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus. Lokasi
inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh leukosit. Aspirin
sendiri menghambat dengan mengasetilasi gugus aktif serin dari enzim ini. Dan
trombosit sangat rentan terhadap penghambatan ini karena sel ini tidak mampu
mengadakan regenerasi enzimnya.
Rasa Nyeri
PG hanya berperan pada nyeri yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi. Penelitian telah
membuktikan bahwa PG menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi
mekanik dan kimiawi. Jadi PG menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian
mediator kimiawi seperti bradikinin atau histamine merangsangnya dan
menimbulkan nyeri yang nyata.
Efek
Farmakodinamik
v Efek Analgesik
Obat mirip aspirin hanya efektif terhadap nyeri dengan
intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia, dan
nyeri lain yang berasal dari integument. Juga efektif terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi.
v Efek Antipiretik
Obat mirip aspirik akan
menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Walaupun kebanyakan obat ini
memeperlihatkan efek antipiretik in vitro, tidak semuanya berguna sebagai
antipiretik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama.
v Efek Anti-Inflamasi
Dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi pada pengobatan
kelainan muskulosteletal, seperti artritis reumatoid, osteoartritis dan
spondilitis ankilosa.
Efek Samping
Yang
paling sering terjadi adalah infeksi tukak lambung atau tukak peptic yang
kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat pendarahan saluran cerna. Efek
samping lain ialah gangguan fungus trombosit akibat penghambatan biosintesis
tromboksan A2 (TXA2) dengan akibat perpanjangan waktu
perdarahan. Pada beberapa
orang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas terhadap aspirin dan obat mirip
aspirin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar